SERANG/POSPUBLIK.CO – Ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) SMH Banten yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UIN menggugat melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung Rektorat, Senin, (22/6/2020).
Dalam aksinya mereka mendesak Rektor untuk menggratiskan Uang Kuliah Tunggal (UKT) atau SPP bagi mahasiswa terdampak Covid-19 di semester depan.
“Ini merupakan aksi lanjutan, karena sebelumnya sudah ada audiensi bersama rektorat namun hasilnya jauh dari harapan dan tuntutan mahasiswa yang menginginkan gratis UKT dan subsidi kuota data selama kuliah daring,” ujar Presiden mahasiswa UIN SMH Banten, Ade Riad saat berorasi, Senin (22/6/2020).
Menurut Ade, Kementerian Agama (Kemenag) telah memberikan kewenangan sepenuhnya ke Perguruan Tinggal Agama Islam Negeri (PTKIN) melalui peraturan KMA RI No 515 Tahun 2020 Tentang keringanan UKT pada PTKIN atas dampak Covid-19. Dari hal tersebut seharusnya pihak rektorat sudah bisa memberikan kebijakan yang adil.
“Melalui keputusan KMA yang sudah diedarkan seharusnya rektorat sudah bisa memberikan kebijakan yang sebijak-bijaknya. Karena hampir semua ekonomi keluarga dari mahasiswa saat ini terdampak. Bukan memberikan kebijakan yang berbelit-belit penuh dengan syarat,” ungkapnya.
Menjelang aksi berakhir, mahasiswa yang turun aksi sempat bersitegang dengan Rektor UIN SMH Banten Fauzul Iman yang didampingi Wakil Rektor III Wawan Wahyudin. Hal itu lantaran mahasiswa tidak ingin mendengar penjelasan pihak rektorat. Bahkan, usai peserta aksi membubarkan diri, rektorat enggan berkomentar atas tuntutan aksi.
“Belum bisa berkomentar, belum clear. mahasiswa payah tidak mau diajak bicara,” tutup Warek III Wawan Wahyudin singkat.
Diketahui sebelumnya, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum Ekonomi Syariah beberapa pekan lalu menggelar aksi penolakan UKT secara online yang ditujukan untuk rektor. Mereka membuat sebaran poster dengan tagar Mencari Fauzul Iman (rektor UIN Banten).
Dalam poster yang tersebar di media sosial itu tertulis ‘Dicari foto, Nama: fauzul iman, Kasus: mencekik mahasiswa dengan tidak memberi chas back UKT semester genap dan tidak menggratiskan UKT semester depan’.
Selain itu, poster lain juga sempat meramaikan media sosial Instagram, poster itu berhastag Debt Collector, bertuliskan ‘Kampus Islam yang kau kenal, kini berubah menjadi bank keliling yang siap mencekik mahasiswa yang tidak sanggup membayar UKT’. (Moch)