SERANG/POSPUBLIK.CO – Sebanyak 170 petani yang tergabung dalam Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) yang berjalan kaki ke Jakarta telah tiba di tanah jawara tepatnya di Kota Serang, Banten, Selasa (4/8/2020)
Kedatangan petani tersebut mendapat dukungan dari berbagai elemen organisasi mahasiswa serta masyarakat dari Padarincang, Kabuapten Serang.
Salah satu warga Padarincang Dhoif mengatakan, pihaknya mendukung penuh perjuangan petani Deli Serdang dalam menuntut keadilan melalui aksi jalan kaki dari Sumut ke Jakarta.
“Kami tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata, mereka (petani) ini pengorbanannya sangat luar biasa berhari-hari jalan kaki demi menuntut hak-haknya,” ucapnya kepada awak media.
Dia menyebut, petani Padarincang sempat merasakan aksi jalan kaki ke Jakarta dalam menolak proyek geothermal. Sehingga, mereka pun mengalami persamaan nasib untuk terus memperjuangkan hak atas kepemilikan tanah yang dijamin oleh UU pokok agraria.
“Kami pernah mengalami apa yang diperjuangkan petani Deli Serdang, kita memiliki nasib yang sama, maka kita merasa terpanggil untuk membersamai perjuangan mereka,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Aksi, Aris Wiyono mengatakan, aksi jalan kaki petani Deli Serdang prinsipnya untuk menemui Presiden Jokowi di istana negara agar menutup perusahaan PTPN II yang telah menggusur hak hidup petani.
“Kami adalah korban dari penggusuran paksa, saat ini kami sudah tidak mempunyai tempat tinggal dan lahan pertanian kami juga sudah hilang,” terangnya.
Aris mengungkapkan, para petani sudah menempati lahan sejak tahun 1951 disertai dengan SK Pertanahan pada tahun1984, tapi semua bukti tersebut tidak berarti bagi perusahaan. Bahkan sekitar 36 petani di Desa Sei Mencirim yang memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) dilibas perusahaan.
“Kami sudah melaporkan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten tapi sampai saat ini tidak ada tanggapan,” ujarnya.
Aris pun berharap, setelah melakukan aksi jalan kaki sejauh 1.812 kilometer dan setibanya di istana negara nanti Presiden Joko Widodo dapat mengabulkan seluruh tuntutan-tuntutan petani.
“Kami ingin mendapatkan kepastian hukum diatas tanah yang sudah ditempati puluhan tahun,” tegasnya.
Senada, Awan Purba salah satu petani Deli Serdang mengakui kegiatan aksi jalan kaki sudah beberapa kali dilakukan di daerah, namun hasilnya nihil tak ada perlindungan pemda kepada para petani.
“Jadi selama ini kami di Medan, Sumatera Utara sudah melaksanakan beberapa kali aksi jalan kaki, baik itu jalan kaki ke kantor DPRD Deli Serdang ke kantor Bupati Deli Serdang maupun ke BPN Deli Serdang dan BPN Sumatra Utara, namun tidak ada tanggapan sama sekali untuk tuntutan kami,” ungkapnya.
Dengan aksi jalan kaki, ucap dia, Presiden Jokowi harus menghargai petani dengan mengusir perusahaan PTPN II yang menjadi penyebab kesengsaraan dan kemelaratan petani.
“Kami ingin Bapak Presiden dapat menemui kami, karena kalau kami tidak ditemui kami nggak akan pulang, kami tetap menunggu sampai Bapak Presiden menemui kami di istana,” tandasnya. (Moch)