SERANG/POSPUBLIK.CO – Banten kini sudah berusia 20 Tahun, masih banyak tantangan serta persoalan yang harus segera diselesaikan termasuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Demikian disampaikan ketua umum Perkumpulan Urang Banten (PUB) Taufikuerahman Ruki saat berpidato pada acara Rapat Paripurna DPRD Banten dengan agenda Peringatan Hari Jadi Provinsi Banten di ruang paripurna DPRD Provinsi Banten, Minggu (4/10/2020).
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menegaskan, di usai ke-20 Tahun Provinsi Banten seharusnya sudah cukup matang untuk bisa menuntaskan berbagai persoalan mendasar, namun nyatanya Provinsi Banten masih diselimuti problem pengangguran dan kemiskinan.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), kata dia, Provinsi Banten menduduki peringkat pertama dengan jumlah pengangguran tertinggi se-Indonesia mencapai 8,1 persen atau sebanyak 489.216 orang menganggur.
Tak cukup disitu, Ruki memprediksi angka pengangguran di Banten akan terus melonjak karena diperparah dampak pandemi Covid-19.
“Berdasarkan rilis BPS pengangguran pada tahun 2020 melonjak, akan melonjak lagi dengan Covid-19 ini,” ungkap Ruki.
Dampak pengangguran, dikatakan Ruki, akan berpengaruh besar terhadap kondisi kemiskinan di Banten. Terbukti, saat ini kemiskinan di Banten mengalami kenaikan. “Kemiskinan juga akan naik dari 5,92 persen terjadi peningkatan 0,9 poin dibanding tahun sebelumnya 4,49 persen” tegasnya.
Ruki mengungkapkan, peluang untuk membenahi Provinsi Banten masih terbuka lebar termasuk potensi pemanfaatan sumber daya alam melimpah. Terlebih, letak geografis Banten memiliki lokasi strategis sebagai penyangga Ibu Kota Indonesia.
Dengan begitu, Provinsi Banten akan mampu untuk membangun kemajuan daerah serta kesejahteraan masyarakat.
“Peluang masih banyak Banten sebagai penyangga Ibu Kota Negara sangat strategis bisa dimanfaatkan demi pembangunan ekonomi Banten dalam menyuplai kebutuhan Jakarta,” tandasnya. (Jen)