SERANG/POSPUBLIK.CO– Demonstrasi Ribuan Mahasiswa Banten yang tergabung dalam Aliansi Geger Banten di depan Kampus UIN SMH Banten Selasa (6/10/2020) berujung ricuh. Sebanyak 5 mahasiswa ditangkap polisi dan sekitar 3 mahasiswa mengalami luka berat hingga dilarikan ke Rumah Sakit.
Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Penguru Wilayah (PW) Serang, Misbahudin membenarkan, bahwa telah terjadi tindakan represifitas aparat kepolisian yang mengakibatkan dua mahasiswa sekaligus kader Kumala mengalami luka berat.
Kata dia, akibat tindakan kekerasan tersebut berdampak pada kambuhnya reaksi geger otak yang dialami kadernya bernama Rizal. Adapun kondisinya, kata dia, saat ini masih sedang dalam perawatan di rumah sakit Drajat Prawiranegara (RSDP) Serang.
“Tindakan yang di lakukan oleh oknum polisi mengakibatkan kader Kumala mengalami reaksi geger otak akibat pukulan dan benturan dari gas air mata,” katanya kepada awak media saat dikonfurmasi lemwat sambungan Whatsap, pada Rabu (7/10/2020).
“Sebelunya Rizal mempunyai riwayat gangguan otak, sehingga (akibat mendapat pemukulan,red) menyebabkan negatif reaksi kambuh,” ungkap Misbah.
Selain Rizal, kata dia, masih terdapat kader Kumala yang lain bernama Pian saat ini pun turut dirawat di rumah sakit. “Yang satu lagi kader Kumala (Pian,red) kena pukulan di kepala, hingga menyebabkan terjatuh di tengah masa aksi yang sedang ricuh, bahkan Pian mengalmi luka jaitan di bagian bibir kurang lebih 17 jaitan,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Arman Maulana mengatakan, secara keseluruhan massa aksi yang sedang dirawat di rumah sakit ada sekitar tiga orang.
“Ada sekitar 3 orang yang masuk rumah sakit,” Tandas Arman. (Jen)