SERANG/POSPUBLIK.CO – Industri perhotelan di Banten dinilai memerlukan banyak bantuan dari pemerintah agar tetap bertahan ditengah pukulan telak pandemi Covid-19.
Pasalnya, perusahaan hotel merupakan sektor yang paling terdampak pandemi sehingga alternatif untuk bangkit pemerintah baik pusat maupun daerah harus terlibat aktif dalam mempromosikan perhotelan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Adhi Wiriana mengatakan, selama diterjang pandemi banyak industri hotel yang kolaps imbasnya berdampak luas terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga pemerintah perlu hadir untuk mengatasi sektor perhotelan.
“Pemerintah harus membelanjakan uangnya untuk daya serap pemanggilan atau mengundang acara di hotel, tujuannya kan agar hotel-hotel semakin meningkat,” katanya kepada awak media saat ditemui diruang kerjanya BPS Banten, Curug, Kota Serang, Selasa (17/11/2020).
“Jadi, daripada pemerintah punya sisa anggaran lebih yang cukup banyak ngga bisa dibelanjakan gitu, lebih bagus anggaran itu dibelanjakan ke hal-hal produktif untuk meningkatkan ekonomi industri perhotelan,” ungkapnya.
Adhi menyebut, kerjasama dan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah serta pelaku pariwisata sangat diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi.
“Pemerintah termasuk LSM (lembaga swadaya masyarakat,red) dan swasta sebaiknya dapat berperan aktif meningkatkan okupansi hotel-hotel baik pada hari biasa maupun hari libur agar hotel tetap terpenuhi,” Terang Adhi.
Selain itu, Adhi mengaku miris dengan masih terdapat penutupan terhadap beberapa objek wisata di Banten, padahal, kata Adhi, dengan ditutupnya objek wisatawa justru akan melumpuhkan perekonomian baik perusahaan maupun ekonomi kerakyatan.
“Nggak relevan lagi ditutup, walaupun dilarang berkerumun artinya kan tetap dengan penerpaan protokol kesehatan selesai, kan ngga usah ditutup,” pungkasnya. (Jen)